Vihara Bodhi Dharma Pekalongan Gelar Ibadah Waisak, Ini Pesan Bhanthe

    Vihara Bodhi Dharma Pekalongan Gelar Ibadah Waisak, Ini Pesan Bhanthe
    Bhanthe Jayaratano melaksnakan ibadah Pindapata sebelum detik-detik Waisak

    PEKALONGAN,  Ratusan umat agama Buddha Theravada Indonesia Kota Pekalongan memadati Vihara Bodhi Dharma untuk melaksnakan ibadah detik-detik Tri Suci Waisak 2566 TB,    

    Senin 16 Mei 2022 pada pukul 11.13 WIB.Sebelum jelang detik-detik Waisak pada pukul 08.00 WIB, para umat Budha Kota Pekalongan melaksanakan ibadah Pindapata dengan memberikan derma (sedekah) kepada Bhanthe Jayaratano berupa makanan atau kebutuhan dasar seperti perlengkapan mandi dan persediaan medis.Bhanthe Jayaratano usai memberikan ceramahnya di detik-detik Waisak mengatakan, tema tahun ini yakni modernisasi beragama mewujudkan kedamaian.

    "Arti dari nama itu, kita saling mendukung saling menghargai, toleransi. Karena kita membutihkan satu sama lain. Sehingga terwujud kedaimaian ketentraman bahkan kebahagiaan, " kata Bhanthe Jayaratano.

    Ia pun menyebutkan, semua manusia saling membutuhkan. Maka harus saling peduli, sehingga pasti dengan kebaikan itu kekerasan akan terhindari.

    "Dengan kebaikan itu, Hal-hal negatif bisa dijauhkan. Sehingga terwujudnya kedamaian dan kebahagiaan, " ungkap Bhanthe Jayaratano

    Ia juga menyinggung kehidupan saat ini yang bersinggungan dengan media sosial. Menurutnya, media sosial bisa menjadi racun atau madu.

    Silakan digunakan untuk manfaat. Kalau digunakan baik bisa bermanfaat dan bijaksana, kalau tidak bisa jadi racun, " ucapnya. Pemuka agama Budha itu juga menyinggung soal kekerasan atau bullying melalui ucapan. Menurutnya bullying bisa menyakiti orang lain hingga menyebarkan ujaran kebencian serta Hoaks.

    Jayaratano juga menyebut beberapa bentuk kekerasan lain yaitu selingkuh, hingga berkata kasar. Baginya, dalam beragama perlu moderasi yaitu tidak ekstrem kanan atau kiri.Modernisasi beragama pengurangan tindakan - tindakan kekerasan. Tidak ekstrem seperti menyakiti diri sendiri, " jelasnya.

    Sementara itu, Ketua Vihara Budhi Dharma Kota Pekalongan, Ayong mengatakan, perbedaab ibadah Waisak tahun orangnya dan lebih banyak terasa kekeluargaannya. Karena diperbolehkannya ibadah tanpa ada batasan setela berkurangya kasus Covid-19.

    "Tahun lalu ibadah Waisak terasa lebih seci, namun hikmad. Karena yang datang dibatasi hanya 20 orang. Ibadah tahum ini lebih ramai semarak, " ungkapnya serta Ia pun menyebut ada sekitar 200 jamaat yang hadir di Vihara Bodhi Dharma, tidak hanya oramg dari Pekalongan tapi juga dari Pemalang 

    Lutfi Adam

    Lutfi Adam

    Lutfi Adam

    Artikel Sebelumnya

    Di Pimpin Wihaji Batang Peringkat Kedua...

    Artikel Berikutnya

    Dua Tahun Tak Digelar, Batang Expo 2022...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan

    Ikuti Kami